Analisis Data dalam Sepak Bola: Liga Champions Eropa

Sepak bola menjadi salah satu industri yang memanfaatkan data, terbukti data menjadi salah satu kunci kemenangan dalam pertandingan besar sekelas Liga Champions Eropa. Simak pembahasan mengenai analisis data dalam sepak bola pada artikel berikut ini!

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Pemanfaatan data saat ini semakin diperlukan di berbagai bidang, seperti pemerintahan, industri, hingga olahraga, tidak terkecuali sepakbola. Kompetisi sepak bola paling bergengsi di dunia, baik antar negara maupun antar klub, seperti liga champions eropa, terbukti banyak klub yang memanfaatkan data sebagai salah satu kunci kemenangan dalam bertanding.

Analisis data dalam sepakbola semakin masif digunakan, dalam merencanakan hingga mengevaluasi strategi permainan  di setiap pertandingannya, misal, dengan mencatat data heatmap pemain secara real-time, jarak tempuh, kecepatan, hingga akselerasi pemain, untuk menyesuaikan taktik permainan di pertandingan selanjutnya hingga untuk meng-counter strategi lawan. Pengolahan data pun kedepannya dapat berguna untuk melihat history permainan yang nantinya dapat berguna untuk pengambilan keputusan kedepannya.

Peraih Trofi Terbanyak

Real Madrid sukses merengkuh gelar juara benua biru usai berhasil memenangkan pertandingan dengan skor tipis 1-0 atas lawannya Liverpool, di final Liga Champions edisi 2022 yang dilangsungkan di Stade de France, Paris, Perancis, Sabtu malam (28/05) waktu setempat. Gol tunggal kemenangan klub berjuluk “Los Blancos” dicetak oleh Vinicius Junior pada menit ke-59.

Torehan trofi ini semakin mengukuhkan Real Madrid sebagai klub yang paling banyak menjuarai kompetisi tersebut sejak digulirkan musim 1992/1993 hingga sekarang dengan raihan total sebanyak 8 trofi.

Dengan trofi yang baru saja direngkuh Real Madrid kini melipatgandakan raihan trofi dari Barcelona, rival abadi mereka di liga domestik. Barcelona sendiri sudah menorehkan 4 gelar Liga Champions, yang juga menempatkannya sebagai klub di urutan kedua terbanyak peraih gelar kompetisi ini.

Di urutan selanjutnya, diikuti masing-masing wakil dari Italia dan Jerman, yakni AC Milan dan Bayern Munchen yang sama-sama telah mengoleksi total 3 trofi sepanjang bergulirnya kompetisi.

Kontestan Liga Champions

Liga Champions musim 2021/2022 kemarin juga menjadi musim ke-26 bagi Real Madrid dalam keikutsertaan berkompetisi di ajang paling bergengsi se-Benua Eropa tersebut sepanjang digulirkan selama 30 musim.

Dua wakil Spanyol, Real Madrid dan Barcelona memang berada di urutan terdepan untuk kriteria ini, dengan sama-sama mencatatkan 26 musim keikutsertaan di Liga Champions, menunjukkan dominasi tinggi mereka di liga domestik dengan kerap finish di urutan teratas di setiap musimnya.

Di urutan selanjutnya terdapat wakil Jerman, Bayern Munchen dan wakil Portugal, FC Porto, yang sama-sama mencatatkan 25 musim keikutsertaan di Liga Champions. Kedua tim ini juga sama-sama dikenal akan dominasinya di liga domestik masing-masing.

Statistik Pelatih di Liga Champions

Dari sisi kepelatihan, raihan gelar juara bersama Real Madrid pekan lalu menjadi trofi ke-4 Carlo Ancelotti di gelaran Liga Champions selama karir kepelatihannya, sekaligus menasbihkan dirinya sebagai manager/pelatih yang paling banyak menjuarai ajang tersebut.

Sebelumnya ia juga berhasil membawa Real Madrid juara Liga Champions pada musim 2014 dan AC Milan pada musim 2003 dan 2007. Total 176 pertandingan telah dilakoni Ancelotti sebagai pelatih di ajang Liga Champions bersama 8 klub berbeda.

Selain Real Madrid dan AC Milan, Ancelotti juga pernah berhasil membawa dan menukangi antara lain Napoli, Chelsea, Bayern Munchen, Juventus, Parma, dan Paris Saint-Germain berkompetisi di Liga Champions.

Namun angka tersebut masih di bawah jumlah pertandingan yang telah dilakoni pelatih kepala yang melegenda bersama Manchester United, Sir Alex Ferguson yang total telah mengantongi caps sebagai pelatih bersama klub berjuluk “The Red Devils” tersebut di Liga Champions sebanyak 190 pertandingan. Tidak pelak banyak publik sepakbola begitu kagum dan menghormati sosok Sir Alex Ferguson karena loyalitas dan pengabdiannya pada satu klub.

Statistik Pemain di Liga Champions

Adapun di pos pemain, Cristiano Ronaldo masih mencatatkan diri sebagai pemain dengan penampilan terbanyak di Liga Champions. Ronaldo mencatatkan total 183 pertandingan di Liga Champions bersama 3 klub berbeda, Manchester United, Real Madrid, dan Juventus. Iker Casillas, kiper legenda Real Madrid berada di urutan kedua dengan total 177 caps, diikuti mega bintang Lionel Messi dengan 156 caps, serta dua pemain Spanyol yang kini telah gantung sepatu, Xavi Hernandez dan Raul Gonzalez, masing-masing menorehkan 151 dan 142 caps, di 5 besar caps terbanyak.

Dalam urusan mencetak gol, Cristiano Ronaldo juga sampai saat ini masih berada di urutan teratas pemain dengan torehan gol terbanyak di Liga Champions, dengan mencatatkan 140 gol dari 183 pertandingan yang dilakoni atau rasio 0,77 gol per laga. Berada di urutan selanjutnya, sang rival Lionel Messi sukses menorehkan 125 gol dari 156 pertandingan di Liga Champions dan mencatatkan rasio lebih tinggi yakni 0,80 gol per laga.

Dua pemain berposisi penyerang lainnya, Robert Lewandowski dan Karim Benzema berada di urutan selanjutnya, sama-sama telah menorehkan 86 gol di Liga Champions, namun Lewandowski lebih baik dalam catatan rasio gol/pertandingan yakni di angka 0,81, sementara Benzema yang juga menampilkan performa apik musim ini berada di angka 0,62.

Statistik Topskor Liga Champions

Di pos topskor, lagi-lagi Cristiano Ronaldo menempatkan diri sebagai pemain yang pernah mencatatkan gol terbanyak dalam satu musim Liga Champions, torehan itu ia ciptakan pada musim 2014 dengan 17 gol dari 11 pertandingan. Torehan golnya pada musim 2016 hampir menyamai rekornya pada musim 2014, yakni dengan 16 gol dari 12 pertandingan.

Jumlah gol yang dicetak tiap topskor setelah musim 2010 menunjukkan tren peningkatan, ini mengartikan semakin produktifnya para pemain di posisi penyerang ini dalam urusan mencetak gol seiring juga dengan gaya permainan yang berkembang semakin variatif yang dibawa oleh tiap-tiap pelatih di antara klub-klub Eropa.

Kesimpulan

Data-data historikal seperti di atas contohnya, dapat memberikan insight hingga analisis yang berguna bagi suatu klub untuk merumuskan strategi jangka panjang ketika akan berlaga dalam sebuah kompetisi.

Lapangan pekerjaan sebagai data analis pun menjadi terbuka lebar, seiring dengan pemanfaatan data yang semakin luas di berbagai bidang. Algoritma Data Science School menawarkan kelas data science intensif untuk individu hingga korporasi, dengan spesialisasi yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan. Segera daftarkan diri dan ikuti kelasnya!

Raka B. Lubis

Get Free Learning Resources

* indicates required
Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School