Febri’s Story: Dari Benci Coding Jadi Cinta

Febri, Mahasiswa S2 Mechanical Engineering di Ulsan University, Korea Selatan, bercerita perjalanannya belajar Data Science. Mulai dari benci coding hingga berteman dengan coding dan mendapat pujian dari professor di laboratorium!

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Seperti yang kita tahu, sejak mulai populernya Data Science di tahun 2001 hingga hari ini, Data Science tidak henti-hentinya berkembang hingga menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari. Terlihat dari banyaknya perusahaan yang sudah menggunakan Data Science untuk mengembangkan bisnisnya. Sehingga, kebutuhan akan Data Scientist semakin tinggi dan prospek kerja pun semakin menjanjikan. Maka tak heran jika banyak orang yang mulai tertarik mempelajari Data Science dan yakin untuk switch career ke dunia data. Berbeda dengan kebanyakan orang, Alumni Algoritma, Bernike Febriana Samosir atau yang akrab disapa Febri memiliki alasan tersendiri kenapa akhirnya memutuskan untuk mempelajari Data Science.

Saat ini Febri sedang menjalani pendidikan S2 Mechanical Engineering di Ulsan University, Korea Selatan. Mengetahui salah satu profesornya ingin melibatkan Machine Learning di sistem laboratorium, membuat Febri penasaran dengan Machine Learning dan tertarik untuk mempelajarinya. Apalagi jurusan kuliah yang Febri ambil saat ini, industrinya sudah sangat akrab dengan Data Science dan Machine Learning.

Febri yakin bahwa dengan mempelajari Data Science tidak hanya menunjang pendidikannya saat ini tapi juga karirnya kelak. Belajar Data Science di Algoritma seperti berinvestasi untuk jangka panjang.

Berteman dengan Coding

Mempelajari hal baru tentunya tidak mudah. Di awal, Febri merasa ragu dan takut untuk memulai. Apalagi akan bertemu dengan coding. Sejak SMA Febri takut sekali belajar coding. Namun, keberanian itu datang setelah mendapat penjelasan dari Tim Algoritma tentang apa saja yang akan dipelajari nantinya dan banyak dari student dan alumni dengan background pendidikan non-IT.

Berkonsultasi dengan Tim Algoritma tentang kendala dan ketakutan Febri saat akan memulai kursus Data Science, sangat membantu Febri untuk lebih yakin dan percaya bahwa Febri bisa menaklukan ketakutannya. Yang dulunya benci, sekarang sudah berteman dengan coding.

Febri pun merasakan manfaat menguasai coding saat belajar Data Science. Bahasa pemrograman seperti R dan Python menjadi lebih mudah dipahami jika sudah menguasai coding. Bahkan, profesornya turut senang dengan skill barunya, R Program, karena di sana lebih umum menggunakan Python dan Matlab.

Kurikulum Algoritma mudah dimengerti dan diaplikasikan

Belajar di Algoritma banyak sekali ilmu baru yang Febri pelajari, kurikulum Algoritma memang betul-betul sudah disesuaikan dengan kondisi di “lapangan”. Sehingga ketika pengaplikasianya akan terasa sekali bahwa ilmu Data Science yang Febri pelajari sangat terpakai, terutama saat Febri mendapat tugas untuk membuat model Machine Learning di salah satu laboratorium kampusnya.

Teman Febri yang lebih dulu kursus Data Science di Algoritma, tahun 2021, pun menyampaikan hal yang sama kepada Febri bahwa apa yang dipelajarinya di Algoritma mudah untuk diaplikasikan.

Kurikulum di Algoritma sangat komprehensif, ramah pemula, dan disampaikan oleh instruktur yang kompeten dengan cara penyampaian materi yang jelas sehingga mudah untuk dimengerti.

Mentoring jadi moment favorit Febri

Setelah 15 minggu mengikuti Data Science Academy Full Stack, banyak sekali momen seru yang terjadi. Salah satu momen favoritnya adalah saat sesi mentoring 30 menit sebelum belajar dimulai. Saat itu Febri bisa bertanya sepuasnya tentang materi-materi yang kurang dipahami dan saling berbagi pengalaman dan ilmu bersama para instruktur / teaching assistant secara langsung, karena mereka sudah lama di bidang Data Science, banyak sekali ilmu yang bisa Febri diambil dari mereka.

Salah satu instruktur favorit Febri adalah Handoyo. Menurut Febri, Handoyo terlihat sudah sangat menguasai materi yang akan dijelaskannya dan cara penyampaianya cepat namun mudah dimengerti. Saat berdiskusi, Handoyo memiliki banyak sekali pengalaman yang bisa di sharing, sehingga ilmu yang bisa diambil darinya pun sangat banyak dan bermanfaat.

Pesan dari Febri untuk berani

Pesan febri untuk teman-teman yang ingin belajar Data Science namun masih takut untuk memulai, coba saja dulu untuk memulai, jangan kalah dengan rasa takut.

“Apalagi yang takut sama coding, contohnya seperti saya, saya juga takut coding tapi ternyata bisa. Memang susah menekuni sesuatu yang tidak disukai tapi coba saja dulu. Setelahnya akan terasa kalau belajar Data Science benar-benar menyenangkan apalagi di Algoritma.” Ujar Febri.

Itulah sedikit cerita dari Febri, Alumni Academy Full Stack Algoritma (Batch Qoppa). Jika Anda tertarik untuk menjadi seperti Febri dan ingin mempelajari Data Science atau ingin mengembangkan skill Data Science, Anda bisa mengikuti kursus Data Science di Algoritma Data Science School. Di sini, ada berbagai kursus yang bisa Anda ikuti sesuai dengan kebutuhan dan bidang Anda. Dengan begitu, kemampuan semakin terasah dan siap bersaing dan berkarir di era digital.

BACA JUGA: Jadi Rebutan Perusahaan Setelah Lulus dari Bootcamp Algoritma

Get Free Learning Resources

* indicates required
Stories

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School