Data & Informasi Penting sebelum Berenang di Sungai Aare

Informasi data penting menjadi variabel dalam menentukan destinasi dan kegiatan wisata agar dapat berekreasi dengan aman dan nyaman.

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Sungai Aare, salah satu sungai di Swiss yang terkenal akan keindahannya, dalam beberapa minggu terakhir menjadi topik hangat yang diperbincangkan oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan informasi dari Britannica, Sungai Aare merupakan sungai terpanjang di Swiss, mengalir dari Kota Bern dengan panjang mencapai 295 kilometer.

Sungai ini dikenal memiliki air yang sangat jernih dengan pemandangan sisi-sisi sungai yang menawan semakin menyegarkan mata. Hal inilah yang membuat Sungai Aare menjadi tempat rekreasi pilihan bagi penduduk setempat maupun wisatawan mancanegara untuk sekadar bersantai, mengabadikan momen, hingga turun untuk berenang.

Sungai Aare menjadi pilihan utama bagi penduduk setempat menghabiskan waktu untuk berenang, terutama di musim panas. Untuk wisatawan mancanegara pun dapat bergabung dan berenang bersama. Namun, sebelum berenang mereka diimbau untuk mengenal dan mencari tahu terlebih dahulu terkait kondisi maupun informasi data-data mengenai sungai setempat. Hal ini untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan bagi pengunjung yang berenang, seperti tenggelam atau pun hanyut terbawa arus, yang tercatat tidak hanya sekali dua kali telah terjadi.

Visualisasi data dapat bermanfaat bagi mereka yang ingin mendapatkan informasi sebagai bahan pertimbangan sebelum memutuskan berenang di Sungai Aare, maupun sungai-sungai lainnya.

Informasi Umum Sungai Aare

Berenang di sungai dan danau adalah hiburan musim panas yang populer di Swiss. Banyak pekerja kantoran di Bern, Jenewa, Zurich, Basel, dan di tempat lainnya, menghabiskan istirahat makan siang atau jam pulang kantor di pemandian sungai atau danau untuk menyegarkan tubuh dan pikiran selepas beraktivitas. Bahkan, kegiatan berenang di Sungai Aare, masuk dalam daftar tradisi hidup (list of living traditions) oleh UNESCO sejak 2017 lalu. Selain itu sungai yang membelah Kota Bern ini juga sudah ditetapkan sebagai bagian dari warisan budaya tak benda (intangible cultural heritage) Swiss oleh UNESCO.

Air di aliran sungai ini berwarna biru toska jernih. Sementara itu, temperatur airnya berubah-ubah menyesuaikan dengan suhu udara, intensitas cahaya matahari, angin, dan faktor lainnya. Mengutip laman Bern, temperatur sungai terendah biasanya terjadi pada Februari. Rekor temperatur terendah tercatat di 5,35 derajat Celcius, sedangkan temperatur tertinggi pernah tercatat di 23,5 derajat Celcius pada 2018 lalu.

Ketika cuaca baik, jumlah pengunjung di Sungai Aare cenderung naik. Misalnya pada musim panas tahun lalu, jumlah pengunjung yang berekreasi di Sungai Aare dapat mencapai 18.000 orang dalam sehari, melansir keterangan KBRI Bern.

Selain berenang, Sungai Aare juga menjadi salah satu lokasi favorit bagi masyarakat Swiss untuk bermain arung jeram. Melansir laman Bern, pada 2012, Sungai Aare mencatat rekor dunia untuk kegiatan arung jeram. Total sebanyak 1.268 orang secara bersamaan mengarungi Sungai Aare dari Kiesen ke Eichholz.

Waspada Berenang di Sungai Aare

Meskipun menjadi destinasi favorit dan dikunjungi banyak wisatawan, berenang di Sungai Aare tak selamanya aman. Tercatat beberapa kali terjadi insiden orang yang terseret arus dan tenggelam ketika berenang di sungai ini.

Melansir World Today News, berdasarkan data Swiss Bureau of Rescue Community, di Swiss sendiri, dalam setahun rata-rata ada 40 orang yang tenggelam. Dari jumlah tersebut, 90 persen insiden berada di sungai atau danau, dan korban didominasi laki-laki. Sementara di Sungai Aare sendiri, rilis lain dari Kepolisian Swiss menyebutkan bahwa kasus tenggelam di Sungai Aare berkisar 15-29 orang tiap tahunnya.

Selain keindahannya, Sungai Aare juga memang dikenal akan arusnya yang cukup deras serta airnya yang dingin. Oleh karena itu, disarankan berenang di Sungai Aare sebaiknya dilakukan oleh orang yang memiliki kemampuan berenang yang baik. Penting pula bagi pengunjung untuk mengetahui kondisi arus Sungai Aare terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk berenang. Selain itu, penting bagi perenang di Sungai Aare untuk mengetahui lokasi yang aman untuk masuk dan keluar dari dalam sungai. Tidak disarankan pula berenang di Sungai Aare setelah hujan lebat.

Pemerintah dan kepolisian setempat juga sudah berupaya menaruh banyak kertas informasi dan pamflet-pamflet himbauan waspada di sekitar spot renang di Sungai Aare yang ditujukan bagi siapapun yang berniat untuk berenang.

Kasus di Negara Lain

Data dari penelitian Peden, dkk tahun 2016, menunjukkan data kasus tenggelam di sungai di beberapa negara di dunia, dengan jangka waktu beragam dari tiap negaranya. Dari visualisasi dapat dilihat tingginya angka kasus tenggelam di sungai Australia dan AS.

Di Australia tercatat ada 295 orang tenggelam di sungai dalam kurun waktu 2002-2007. Sementara di AS, dalam 1 tahun sendiri, yakni tahun 1995 terdapat 235 kasus orang tenggelam di sungai. Dari rasio pertahun AS dapat dikatakan memiliki angka kasus tenggelam yang lebih tinggi dibanding Australia. Dari jumlah sungai di AS memang terdapat sekitar 20 sungai besar yang mengaliri, lebih banyak dari Australia hanya memiliki 7 sungai.

Kesimpulan

Setiap orang dapat menentukan destinasi hingga kegiatan rekreasi sesuai dengan kriteria dan kegemaran masing-masing. Selain itu, faktor kenyamanan serta keamanan juga menjadi hal yang tak kalah penting untuk dipertimbangkan.

Di sini pentingnya kehadiran data dalam bentuk visualisasi-visualisasi dan infografis supaya memudahkan orang dalam mengumpulkan dan mencerna berbagai informasi yang dibutuhkan sebelum memutuskan sesuatu.

Algoritma Data Science School menyediakan kelas visualisasi data dengan materi lengkap dan instruktur yang telah teruji di bidangnya. Dalam sesi kelas juga dilengkapi dengan praktik visualisasi data langsung dari studi kasus terkini. Tunggu apalagi? Daftar dan ikuti kelasnya.

Raka B. Lubis

Get Free Learning Resources

* indicates required
Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School