Aplikasi Business Intelligence untuk Pengambilan Keputusan Strategi Pemasaran

Mengikuti perkembangan teknologi, banyak tools yang digunakan perusahaan untuk mengelola data agar lebih mudah didapat dan dipahami. Salah satunya dalam Business Intelligence, tools seringkali memiliki peranan penting dalam menyukseskan bisnis dan menyukseskan strategi marketing.

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Business Intelligence tidak akan lepas dari alat dan teknologi yang digunakan untuk pengumpulan, integrasi, visualisasi, dan analisis raw data (data mentah). Saat ini, dengan jumlah data yang beraneka ragam dan terus meningkat, business intelligence tools adalah salah satu komponen  penting yang dapat dimanfaatkan untuk menggali  informasi yang tersembunyi dalam raw data (data mentah).

Pada artikel kali ini, kita akan memvisualisasikan data dan mencari tau efektivitas penggunaan K-pop sebagai strategi marketing. Visualisasi didapat dari mengolah data mentah sehingga dapat menghasilkan informasi yang lebih mudah dan menarik untuk dibaca.

K-pop Sebagai Strategi Marketing

Kita sadari bersama, gelombang penggemar K-pop kian hari kian melonjak. Pengaruh yang dimiliki oleh seorang K-pop idol juga tidak main-main. Memiliki penggemar internasional dan dikenal secara global membuat banyak  perusahaan memilih mereka untuk menjadi bagian dari KPOP Strategy Marketing dengan menggunakan jasa dan fluence mereka untuk meningkatkan keuntungan dari berbagai macam produk yang dijual. Salah satu industri yang berhasil memanfaatkan marketing strategy ini adalah E-commerce di Indonesia.

Melansir dari iPrice, pengunjung website Tokopedia pada trimester 2020 menyentuh angka 84 jutaan perbulan dengan total peningkatan sebanyak 25% sejak awal tahun 2020. Berdasarkan Peta Persaingan E-commerce Indonesia, pertumbuhan total pengunjung website Tokopedia meningkat 40% jika dibandingkan Q3 2019. Pada Q3 2019 rata-rata pengunjung bulanannya hanya mencapai angka 60 jutaan perbulan.

Setelahnya, mengutip dari Katadata.co.id, CEO Tokopedia, William Tanuwijaya pernah mengungkapkan angka yang fantastis ketika menggunakan K-pop idol yaitu BTS dan BlackPink sebagai Brand Ambassador (BA) mereka pada Januari 2021. Tercatat kunjungan ke platform Tokopedia lebih dari 100 juta orang setiap bulannya.

Berdasarkan data Similarweb, jumlah kunjungan ke platform Tokopedia selama Januari hingga Maret berturut-turut yakni 138 juta, 126 juta, dan 141 juta. Sedangkan Shopee 131 juta, 121 juta, dan 130 juta.

Kehadiran Influencer Bagi Konsumen

Bagi konsumen, kehadiran influencer dapat memberikan citra positif terhadap e-commerce. Seperti Muji (27 tahun) yang mengaku sangat senang bisa menonton live streaming konser BLACKPINK di fitur Tokopedia Live pada 25 Januari 2021 lalu. “Di situasi pandemi seperti ini, walaupun lebih suka menonton (konser) langsung, saya sangat menikmatinya,” ujar Muji kepada Katadata.co.id, Jumat 21 Mei 2021. Apalagi konser virtual itu diadakan secara gratis, yang mana jika menonton konser secara langsung para pengunjung harus merogoh kocek yang cukup mahal untuk satu tiketnya.

Sama seperti Muji, Fildzah (27 tahun), pengguna Shopee, mengaku beberapa kali membeli produk merchandise grup idola favoritnya di Shopee. Dia senang dapat mengoleksi barang-barang hallyu atau Korean Wave, berupa light stick, album, hingga photo card. “Saya beli karena saya suka mereka (K-Pop group) dan memang barangnya lucu,” ujar Fildzah.

Ada pula pengguna Twitter bernama Yoce yang gembira karena akhirnya dapat memiliki album dan photocard BTS dari toko resmi di Tokopedia. “Beberapa hari terakhir saya merasa tak enak badan. Tapi ketika official merchandise yang aku pesan sampai ke rumah, (hal) ini membuat mood dan kondisi tubuhku terasa sangat membaik” ujar Yoce.

Pengguna E-commerce di Indonesia

Sebagian besar pengguna e-commerce di Indonesia diperkirakan berasal dari generasi Z dan milenial yang tak hanya cerdas berteknologi (digital savvy) tapi juga banyak mengidolakan influencer. Maka dari itu, peran influencer merupakan salah satu strategi marketing yang cukup ampuh untuk menarik perhatian konsumen untuk berbelanja dan meramaikan platformnya.

Dari total 270,2 juta penduduk, masing-masing mengisi 25,87% dan 27,94%. Alhasil, potensi pasar yang dibidik e-commerce melalui peran influencer ini cukup besar. Berdasarkan laporan Bank Indonesia, nominal transaksi e-commerce mencapai Rp266,3 triliun pada 2020. Angka ini naik 29,6% dari Rp205,5 triliun pada 2019. Belum ada laporan yang menunjukkan bahwa kenaikan nilai transaksi tersebut dipengaruhi oleh para influencer atau para artis yang menjadi brand ambassador.

Hasil Riset Transaksi E-commerce di Indonesia

Namun jika mengacu pada hasil riset Katadata Insight Center (KIC) dan Kredivo, transaksi e-commerce di tanah air didominasi oleh generasi Z dan milenial. Rinciannya, jumlah transaksi yang dilakukan pada masyarakat usia 26-35 tahun (millennial) dan 18-25 tahun (generasi Z) masing-masing mencapai 49% dan 36% dari total kelompok usia penduduk. Dalam riset tersebut, ditunjukkan pula bahwa jumlah transaksi produk fesyen, kesehatan, dan kecantikan merupakan yang tertinggi pada 2019. Tercatat jumlah transaksi fesyen dan aksesoris mencapai 30%, dari total transaksi. Sedangkan jumlah transaksi kesehatan dan kecantikan mencapai 16%.

Platform e-commerce pun berlomba-lomba menggaet para pesohor di media sosial untuk memasarkan produk mereka. Shopee yang saat ini tercatat sebagai e-commerce dengan pengunjung terbanyak,  pernah menggaet artis K-pop mulai dari BLACKPINK, Gfriend, GOT7, hingga Stray Kids sebagai brand ambassador. Dengan beragam strategi tersebut, Shopee mampu memimpin dari sisi jumlah kunjungan ke platform e-commerce per bulan di Indonesia sepanjang tahun lalu.

Pada akhir tahun lalu, Lazada juga menjajal strategi marketing serupa dengan menggandeng Lee Min Ho dalam pagelaran 11.11. Berdasarkan data Statista, Lee menempati urutan teratas sebagai selebritas Korea Selatan terpopuler di Facebook per September 2020.

Sedangkan Tokopedia membidik BTS sebagai brand ambassador-nya. Boyband asal Korea Selatan ini diketahui memiliki ratusan ribu penggemar di tanah air. Dikutip dari Korea Times pada Maret lalu, sekitar 20% penggemar BTS di seluruh dunia berasal dari Indonesia.

Potensi Penggemar K-Pop di Indonesia

Menurut riset iPrice, Army Indonesia, sebutan untuk penggemar BTS di Tanah Air, bisa menghabiskan uang hingga puluhan juta untuk membeli suvenir, album, dan tiket konser idolanya. Potensi ini juga menjadi ladang emas bagi Tokopedia untuk menjual secara langsung aneka merchandise asli para idola generasi Z dan milenial tersebut.

Dalam laporan PricewaterhouseCoopers (PwC), adanya pandemi Covid-19, tercatat menumbuhkan niat konsumen untuk lebih banyak mengalokasikan prioritas belanjanya pada media dan barang hiburan. Ini juga termasuk dalam pemenuhan kebutuhan konsumen terhadap hobi dan kesukaan terhadap idolanya.

Potensi Layanan Streaming di Indonesia

Selain itu, generasi milenial juga dikenal cukup sering menggunakan layanan streaming. Apalagi, Indonesia menjadi salah satu pengunjung layanan streaming terbanyak di dunia. Seperti, pada survei Statista yang menunjukkan bahwa Indonesia menempati peringkat kedua dengan jumlah penonton video musik BTS terbanyak di YouTube yakni sebanyak 54,5 juta penonton pada 2020.

Metode penjualan melalui video siaran langsung atau live streaming pun menjadi pendekatan yang ampuh untuk berjualan di e-commerce. Hal ini pertama kali dilakukan oleh platform marketplace milik Alibaba Group pada 2019. Cara ini dinilai efektif untuk menggaet pasar anak muda yang menginginkan informasi mendalam tentang produk yang akan mereka beli. Calon pembeli pun dapat berkomunikasi secara interaktif dengan para influencer yang sedang bersiaran di berbagai ekosistem platform.

Dalam Festival Belanja Online 11.11 Alibaba Group, sekitar 50% merek yang ikut serta menyelenggarakan live streaming. Bahkan dari live streaming, dapat menghasilkan  hingga 20 miliar yuan atau sekitar Rp40 triliun terhadap transaksi selama festival pada periode tersebut. Tokopedia, Shopee, dan Lazada juga sudah gencar melakukan layanan interaksi ini. Tak hanya di ranah musik aja, sejumlah influencer tanah air di ranah kecantikan, fesyen hingga kuliner pun digaet untuk meramaikan layanan ini.

Teranyar, Shopee menggandeng Arya Saloka dan Amanda Manopo sebagai brand ambassador perusahaan. Pasangan aktor dan aktris sinetron “Ikatan Cinta” yang tengah naik daun ini turut meramaikan acara Shopee Big Ramadan Sale 2021 yang digelar secara langsung pada April lalu.  

Adapun metode interaktif layanan live streaming di e-commerce memang sangat potensial untuk menggaet konsumen. Seperti fitur Tokopedia Play, Shopee Live, dan Lazlive, yang kerap menggelar aneka diskusi, kuis, dan hiburan bersama para influencer yang digaet perusahaan.

Apalagi di laporan Google, Temasek, Bain & Company  mencatat bahwa layanan streaming di Indonesia selama pandemi mengalami peningkatan hingga 11 kali lipat dibandingkan pada 2016.

Kesimpulan

Dalam berbagai aktivitas bisnis, Anda akan mendapati banyak kondisi yang tak bisa dikendalikan. Apalagi, berkaitan dengan data yang jumlahnya sangat besar. Data tersebut harus bisa dianalisis dengan tepat, sehingga pada akhirnya bisa membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Ingat, pengambilan keputusan dalam bisnis tidak dilakukan secara serampangan. Semuanya harus dilakukan dengan basis data yang mendukung serta tools pengolahan data yang baik. Di sini, Anda membutuhkan kehadiran visualisasi data yang bisa membantu melakukan analisis dengan lebih mudah. Dengan memanfaatkan business intelligence tools, visualisasi data ke depannya lebih berguna dilakukan dan mampu membantu pengambilan keputusan dengan lebih tepat.

(Tafia Alifianty Dinita Putri)

Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School