Macam-macam Diagram dalam Data Visualization

Mengenal macam-macam diagram yang digunakan dalam keperluan data visualization. Apakah terbatas hanya dengan diagram batang saja? Cari tau beragam diagram yang umum digunakan saat memvisualisasikan data

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Ada macam-macam diagram yang bisa Anda gunakan untuk keperluan data visualization. Tiap jenis diagram memiliki fungsinya masing-masing. Data A mungkin cocok dengan diagram berbentuk histogram, tapi belum tentu cocok divisualisasikan dengan diagram lingkaran. Agar tidak salah memilih, mari simak ulasan mengenai macam-macam diagram data visualization berikut.

Bagaimana Cara Membuat Data Visualization yang Baik?

Data visualization membantu Anda mengubah data menjadi informasi bisnis yang mudah dipahami dan menarik secara visual. Wujud dari data visualization bisa sangat bermacam-macam. Salah satu contohnya adalah melalui tabel. Visualisasi data berupa tabel biasanya digunakan untuk membandingkan variabel.

Selain itu, data visualization juga dapat diwujudkan dalam bentuk diagram atau chart. Tampilan ini lebih disukai karena cepat menarik perhatian dan mudah untuk dipahami. Nah, bentuk diagram untuk kebutuhan data visualization sendiri sangat variatif. Apa saja?

Macam-Macam Diagram yang Umum Digunakan dalam Data Visualization

Ada banyak sekali macam-macam diagram yang digunakan dalam data visualization. Sebagai pembuka, mari membahas empat jenis diagram yang paling umum digunakan.

1. Diagram batang

Pada diagram batang atau bar chart, nilai ditunjukkan melalui panjang batang, yang masing-masing sesuai dengan kelompok yang diukur. Bagan batang dapat ditampilkan dalam bentuk vertikal maupun horizontal. Bagan batang vertikal kadang-kadang disebut bagan kolom. Sedangkan, batang horizontal adalah pilihan yang tepat jika Anda memiliki banyak batang untuk diplot, atau label di atasnya memerlukan ruang tambahan agar dapat dibaca.

2. Diagram garis

Diagram garis atau line chart menunjukkan perubahan nilai di seluruh pengukuran berkelanjutan. Contohnya adalah suatu data yang diukur tiap pergantian bulan. Pergerakan garis ke atas atau ke bawah menunjukkan perubahan positif dan negatif masing-masing. Hal ini juga dapat mengekspos tren secara keseluruhan, yang akan membantu pembaca diagram membuat prediksi di masa mendatang. Beberapa diagram garis terkadang juga menyertakan diagram lain yang masih berhubungan, misalnya diagram sparkline atau ridgeline.

3. Diagram tebar

Diagram tebar, atau kadang disebut scatter plot, menampilkan nilai pada dua variabel numerik menggunakan titik yang diposisikan pada dua sumbu. Satu titik mewakili tiap variabel. Scatter plot merupakan diagram yang menampilkan hubungan antara variabel yang diplot, untuk menunjukkan korelasinya, entah kuat atau lemah, positif, atau justru negatif. Jenis diagram ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi outlier dan kemungkinan kesenjangan dalam data.

4. Diagram box-plot

Berikutnya ada diagram box-plot. Diagram jenis ini menggunakan kotak dan garis di kedua sisi yang disebut whiskers untuk meringkas distribusi nilai dalam kelompok yang diukur. Posisi ujung kotak dan ujung garis menunjukkan wilayah di mana sebagian besar data berada. Diagram box-plot ini biasanya digunakan ketika data memiliki beberapa grup untuk dibandingkan satu sama lain.

Selain macam-macam diagram yang sudah dijelaskan di atas, ternyata masih ada beberapa diagram lain yang kerap digunakan dalam data visualization, antara lain:

5. Histogram

Jika data pada diagram batang berupa rentang berkelanjutan yang dapat dikelompokkan, Anda dapat menyatukannya hingga membentuk histogram. Panjang batang dalam histogram biasanya sesuai dengan jumlah titik data dan polanya menunjukkan distribusi variabel data.

6. Plot titik

Plot titik atau dot plot sebenarnya mirip dengan bagan batang. Hanya saja, jenis diagram ini mengkodekan nilai berdasarkan posisi titik dan bukan panjang batang. Diagram jenis ini bisa digunakan untuk membandingkan beberapa kategori yang garis dasarnya tidak informatif. Anda juga dapat menganggap plot titik seperti plot garis dengan garis yang dihilangkan, sehingga dapat digunakan dengan variabel yang memiliki kategori tidak berurutan.

7. Diagram gelembung

Diagram gelembung (bubble chart) merupakan modifikasi dari diagram pencar sehingga bisa digunakan untuk menunjukkan hubungan antar tiga variabel. Ketika variabel ketiga bersifat kategoris, titik dapat menggunakan bentuk atau warna yang berbeda untuk menunjukkan keanggotaan grup. Jika titik data diurutkan dengan cara tertentu, titik juga dapat dihubungkan dengan segmen garis untuk menunjukkan urutan nilai. Ketika variabel ketiga bersifat numerik, di situlah diagram gelembung masuk.

Kesimpulan

Itulah macam-macam diagram yang sering digunakan dalam data visualization. Apakah Anda pernah merancang visualisasi data dengan diagram-diagram yang dijelaskan di atas? Data visualization sendiri merupakan bagian penting dalam data science. Tanpa prosedur ini, data akan sulit dipahami oleh target audiens, terutama mereka yang tidak familier dengan analisis data.Kembangkan kemampuan data visualization Anda dengan mengikuti kelas data science dari Algoritma Data Science School. Kami menyediakan kelas dengan berbagai tingkatan keahlian. Tersedia juga kelas pelatihan untuk perusahaan. Untuk terhubung langsung dengan Algoritma Data Science School, silakan klik di sini!

Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School