Mengenal Paradigma Pemrograman, Ada Apa Saja?

Paradigma bahasa pemrograman terdapat dua jenis yang perlu diketahui. Apa saja dan bagaimana penjelasannya?

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Bahasa pemrograman menjadi topik menarik yang cukup ramai dibicarakan, khususnya dalam hal pemrograman yang melibatkan data besar seperti dalam perusahaan dan sebagainya. Berbicara mengenai bahasa pemrograman, hal ini tak bisa dilepaskan dari paradigma pemrograman itu sendiri. Seperti apa definisi, jenis, dan perbedaannya? Artikel ini akan membahasnya untuk Anda.

Apa Itu Paradigma Pemrograman?

Secara umum, paradigma pemrograman bisa diartikan sebagai sebuah pendekatan dalam memecahkan masalah dengan menggunakan bahasa pemrograman tertentu. Saat ini, memang terdapat cukup banyak bahasa pemrograman. Namun, tidak semuanya cocok untuk pemecahan masalah dalam pengolahan data dalam pemrograman tertentu.

Maka dari itu, dibutuhkan sebuah strategi dan metodologi. Inilah yang dikenal dengan sebuah paradigma, yakni bagaimana memilih bahasa pemrograman yang tepat sesuai kebutuhan. Dengan mempelajari paradigma bahasa pemrograman ini, setidaknya seorang data scientist dapat mengetahui mana keunggulan dan kekurangan setiap bahasa pemrograman. Dua bahasa pemrograman yang menjadi paradigma utama sampai saat ini adalah pemrograman imperatif dan pemrograman deklaratif.

Paradigma Pemrograman Imperatif

Paradigma pemrograman yang pertama adalah pemrograman imperatif. Pemrograman ini merupakan bahasa pemrograman yang cukup lama digunakan. Fokus utama dari pemrograman imperatif adalah mengenai bagaimana cara mencapai tujuan. Adapun keuntungan dengan menggunakan bahasa pemrograman ini adalah cukup mudah diimplementasikan, variabel yang beragam, dan sebagainya.

Namun, di sisi lain, bahasa pemrograman imperatif lebih kompleks dalam hal masalah yang dimiliki dan terkadang tidak dapat terpecahkan. Di samping itu, ini juga dinilai kurang efisien dan kurang produktif, begitu juga dengan pemrograman secara paralel pun tidak dapat dilakukan. Contoh dari bahasa pemrograman imperatif ini di antaranya adalah Fortran, Java, C, dan C++.

Paradigma Pemrograman Deklaratif

Paradigma pemrograman kedua yakni pemrograman deklaratif. Sederhananya, bahasa pemrograman deklaratif mendeskripsikan mengenai program apa yang akan dijalankan nantinya. Selain itu, dalam prosesnya, ini lebih mengedepankan pada logika dari komputasi. Bahasa pemrograman deklaratif memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah menghilangkan dampak program yang jelas.

Selain itu, keunggulan dan kelebihan lainnya adalah dapat menggambarkan penyelesaian pemrograman lebih baik dan lebih efisien, terlebih lagi pemrograman deklaratif dapat mengimplementasikan bahasa pemrograman dengan baik. Adapun contoh dari bahasa pemrograman deklaratif di antaranya adalah Erlang, Miranda, Haskell, dan Prolog serta masih banyak pilihan lainnya yang dapat disesuaikan dengan pemrograman yang sesuai.

Apa Perbedaan Keduanya?

Setelah Anda mengetahui kedua paradigma pemrograman diatas, penting pula untuk mengetahui perbedaan mendasarnya. Beberapa perbedaan mendasarnya setidaknya terbagi dalam garis besar sebagai berikut:

  • Pada pemrograman imperatif, ini menjelaskan mengenai bagaimana yang harus dilakukan. Sementara itu, untuk pemrograman deklaratif, hal ini cenderung menekankan mengenai apa yang harus dilakukan;
  • Pemrograman imperatif cukup mudah dalam mendeskripsikan alur komputasi dan pengelolaannya. Di sisi lain, pemrograman deklaratif lebih kompleks terhadap logika dari proses komputasi;
  • Tujuan utama dari pemrograman imperatif ialah untuk menjelaskan bagaimana program berjalan dan menyelesaikannya. Lalu, pada pemrograman deklaratif, tujuannya yakni menggambarkan hasil tanpa melihat bagaimana hasil tersebut diperoleh;
  • Dari segi penggunaan, keuntungan dari pemrograman imperatif ialah mudah dipelajari dan dibaca serta dimengerti. Beda halnya dengan pemrograman deklaratif yang cenderung pada proses pengkodean yang efektif. Hal ini dapat diaplikasikan oleh pengguna mengenai cara, ekstensi, hingga abstraksi;
  • Jika dilihat dari tipe pemrograman, imperatif cenderung pada pemrograman yang prosedural, berorientasi pada objek dan menggunakan pendekatan paralel dalam prosesnya. Lalu, untuk pemrograman deklaratif lebih ke pemrograman yang logis dan pemrograman yang mengedepankan fungsi;
  • Pemrograman imperatif memiliki beberapa dampak dan memiliki variabel cukup banyak untuk dikomparasikan dengan pemrograman deklaratif. Sebaliknya, pemrograman deklaratif tidak memiliki dampak tambahan dan tidak memiliki banyak variabel yang dikomparasikan.
  • Pemrograman imperatif memberikan peluang pengguna untuk mengelola dan mengembangkan pemrograman. Sementara itu, pada pemrograman deklaratif, alur kerjanya cenderung menggunakan otomatisasi secara berulang menggunakan kode sederhana.

Kesimpulan

Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa paradigma pemrograman imperatif merupakan metodologi pemrograman lama dan masih sering digunakan dalam coding. Namun, disisi lain, bahasa pemrograman deklaratif memiliki pengembangan software yang cukup signifikan. Khususnya dalam proses penulisan kode tingkat tinggi dengan tingkat keterbacaan tinggi pula dan dapat diandalkan.

Kini Anda sudah mengetahui bukan paradigma bahasa pemrograman yang sering digunakan dalam sebuah pemrograman. Anda dapat mengetahui berbagai hal penting dalam ilmu pengolahan data dengan mengikuti kelas dan pelatihan di Algoritma Data Science School.

Referensi:

  • geeksforgeeks - Introduction of Programming Paradigms (diakses pada 30 Mei 2022)
  • indicative - What Is A Programming Paradigm? (diakses pada 30 Mei 2022)
  • techtarget - A Brief Breakdown of Declarative Vs. Imperative Programming (diakses pada 30 Mei 2022)
  • geeksforgeeks - Difference Between Imperative and Declarative Programming (diakses pada 30 Mei 2022)

Get Free Learning Resources

* indicates required


Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School