Data Science di Badminton: Big Data Hantarkan Carolina Marin Sabet Juara Olimpiade

Carolina Marin berhasil meraih kejuaraan dunia dalam Olimpiade Rio 2016 kategori tunggal putri Badminton. Ternyata ada peran Data Science di balik kemenangannya. Penasaran? Simak pembahasan selengkapnya di sini!

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Badminton (Bulutangkis) merupakan salah satu cabang olahraga yang populer di dunia. Umumnya yang sering meraih peringkat teratas dalam kompetisi Badminton alias didominasi oleh negara-negara Asia. Namun tidak untuk kali ini, atlet Badminton Carolina Marin asal Spanyol (Eropa), berhasil mengganggu dominasi negara-negara Asia dengan meraih medali emas olimpiade sektor tunggal putri pada tahun 2016 lalu. Bagaimana strategi menarik yang dilakukan Carolina Marin? Mari simak urain di bawah!

Pemanfaatan Data oleh Carolina Marin hingga Meraih Juara Olimpiade


Big Data telah menjadi penopang utama Carolina Marin dalam meraih mahkota bulutangkis Olimpiadenya. Persiapan untuk perhelatan besar ini tentu tidak sebentar, Marin telah mengandalkan data dan statistik selama sejak tahun 2006 untuk meningkatkan pelatihannya, memantau kebugaran fisiknya, dan merancang strategi pra-pertandingan melawan rival-rivalnya. Marin dan timnya juga sudah mulai menganalisis data lawan secara manual dari video, menggunakan tabel dinamis Excel untuk mengungkap pola permainan lawan. Dengan demikian, dia mendapatkan keunggulan sebelum shuttlecock pertama dipukul.

Namun, dengan kemajuan besar dalam bidang Big Data, Machine Learning (ML), dan Artificial Intelligence (AI), Marin dapat memanfaatkan kumpulan data yang unik dan berharga tentang dirinya sendiri dan semua pesaingnya. Hal ini menjadikan database tersebut sebagai aset berharga yang tidak dimiliki oleh pemain bulu tangkis lainnya di dunia. Kemajuan teknologi analitik olahraga telah memungkinkan penggunaan AI dan VR (Virtual Reality) untuk memvisualisasikan permainan bahkan sebelum pertandingan dimulai. Marin menyebutnya sebagai "pertandingan virtual". Mereka menganalisis data dari setiap rival dan menggunakan informasi tersebut untuk melakukan persiapan dan merancang strategi sebelum acara besar.

Marin menjelaskan bahwa penggunaan teknologi ini membantu mereka mengidentifikasi kelemahan lawan dan merencanakan taktik permainan untuk setiap lawan yang dihadapi. Melalui keunggulan dan tentunya kerja kerasnya, Carolina Marin berhasil meraih emas pada event olimpiade 2016 di Rio de Janeiro dengan mengalahkan Pusarla V. Sindhu di pertandingan final dengan skor 19-21, 21-12, 21-15.

Namun ditengah segala persiapan dan optimisme Carolina Marin, kondisi berkata lain. Carolina Marin tidak dapat mempertahankan mahkota bulutangkis Olimpiadenya di Tokyo 2020, pemain Spanyol itu mengonfirmasi kemundurannya pada 1 Juni 2021 melalui Instagram. Dalam postingan yang menyentuh hati, juara bertahan tunggal putri itu memberi tahu para pengikutnya bahwa anterior cruciate ligament (ACL) dan kedua meniskus di lutut kirinya robek. Dia akan menjalani operasi akhir pekan ini tetapi jadwal pemulihan akan membuatnya tidak dapat mengikuti Olimpiade tahun ini.

Carolina Marin: Tim dalam Acara Individu

Tunggal bulu tangkis umumnya terlihat acara individu, tetapi tidak mengherankan apabila Marin sering menggunakan kata "kami" ketika berbicara tentang kemenangan, kekalahan, kesuksesan, dan kemunduran. Marin tidak sendirian dalam perjalanan ini karena ia bersama timnya yang terdiri dari beberapa individu yang berperan penting:

  • Pelatih Kepala: Fernando Rivas
  • Asistennya Pelatih: Anders Thomsen
  • Pelatih teknik: Ernesto Garcia
  • Fisioterapis: Diego Chapinal
  • Pelatih kebugaran: Guillermo Sanchez
  • Psikolog olahraga: Maria Martinez
  • Psikolog pribadi: Fany Barembaum

Hal ini memberikan gambaran tentang apa yang membuat Marin menjadi juara Olimpiade. Pada akhirnya, semuanya terletak pada detail dan data. Mengumpulkan data untuk analitik olahraga memang merupakan hal yang penting tetapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana Anda menggunakan informasi tersebut di lapangan. Meskipun Anda mungkin mengetahui pola permainan lawan, hal itu tidak berarti Anda tidak perlu bermain dengan cerdas, kerja keras dan berimprovisasi seperti dalam banyak olahraga lainnya.

Persiapan teknis yang tinggi, pemanfaatan data, dan penggunaan teknologi olahraga menciptakan lingkungan yang mendukung kesuksesan. Namun, pada akhirnya, Carolina Marin-lah yang harus mengaplikasikan semua itu di lapangan.

Pemanfaatan Big Data pada Berbagai Olahraga

Marin dan timnya telah membawa kisah sukses penggunaan data dalam olahraga bulu tangkis, seperti yang juga telah kita lihat dalam olahraga lainnya.

- Leicester City FC Raih Gelar Juara Premier League 2015/2016

Seperti dongeng Leicester City FC yang mengejutkan dunia sepak bola dengan meraih gelar juara Liga Inggris pada musim 2015/16, sebagian didukung oleh Big Data.

Tim tersebut menggunakan perangkat genggam selama latihan dan pertandingan yang dilengkapi dengan beberapa sensor yang mengumpulkan informasi tentang percepatan, detak jantung, posisi, dampak benturan, dan banyak lagi. Hal ini membantu mereka mengukur tingkat kelelahan fisik setiap pemain, dan menjelang akhir musim, Leicester City mengalami cedera yang lebih sedikit dibandingkan dengan klub lain di liga.

- Tim Pesepeda Inggris Raih 14 Medali di Olimpiade Beijing 2008

Data telah menjadi faktor dominan dalam pengambilan keputusan di Olimpiade dalam beberapa waktu terakhir. Tim bersepeda Inggris mengadopsi pendekatan berbasis data pada tahun 2004, dan pada Olimpiade Beijing 2008, mereka berhasil meraih 14 medali, lebih banyak dibandingkan empat tahun sebelumnya.

- Tim Renang Afrika Selatan Raih Medali Emas di Olimpiade London 2012

Selanjutnya, pada Olimpiade London 2012, tim renang Afrika Selatan menggunakan alat pelacak aktivitas yang memberikan informasi waktu putaran renang, jumlah pukulan, dan detak jantung secara real-time kepada tim. Chad le Clos dan Cameron Van Der Burgh berhasil mengeksekusi dan akhirnya meraih medali emas.

Kesimpulan

Carolina Marin berhasil memanfaatkan data dengan tepat dan kerja kerasnya untuk  mengantarkannya meraih emas dalam ajang olimpiade tahun 2016. Melalui data, Carolina Marin dapat memahami pola permainan lawan, mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan lawan hingga menentukan strategi untuk memperbesar peluang menang. Selain itu, data juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai olahraga, seperti sepak bola, bersepeda hingga renang.

Dengan demikian, pemanfaatan data yang tepat hingga  kerja sama dalam tim dan tentunya disertai kemampuan eksekusi pemain adalah kunci kemenangan dalam berbagai kompetisi.Data juga dapat memenangkan persaingan dalam bisnis maupun meningkatkan nilai bagi perusahaan Anda.

Jika Anda tertarik mempelajari data dan pengolahannya lebih lanjut hingga #JadiTalentaData handal, Anda dapat mengikuti Bootcamp Algoritma Data Science yang memiliki serangkaian program yang dapat membantu Anda menguasai dunia data di industri yang Anda minati. Yuk, bergabung bersama Algoritma sekarang!

TONI ANDREAS SUSANTO


Jika Anda tertarik dengan artikel seputar Insight Data Science dan beragam topik menarik lainnya, jadilah orang pertama yang membacanya dengan melakukan subscribe blog dibawah ini!

Get Free Learning Resources

* indicates required
Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School