Nike Gunakan Data untuk Merajai Bisnis
Data dan pemanfaatannya merupakan hal wajib untuk memajukan bisnis. Seperti hal nya yang dilakukan Nike beberapa tahun terakhir hingga dapat terus eksis dan berhasil merajai bisnisnya! Intip strategi yang dilakukan Nike di sini!
Table of Contents
Nike berhasil bertransformasi dari bisnis barang konsumsi tradisional menjadi perusahaan digital menjual langsung ke konsumen (direct-to-consumer). Perusahaan alas kaki dan pakaian terkemuka Nike telah menjadi yang terdepan selama bertahun-tahun, menginspirasi juaan perusahaan lain untuk mengikuti strategi mereka untuk mempercepat pertumbuhan.
Sekarang, hampir 60 tahun setelah didirikan, Nike bukan hanya inovator dalam ilmu olahraga – mereka juga memimpin dalam penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence) dan analitik prediktif untuk menjual langsung ke konsumen (direct-to-consumer atau DTC).
Pada Juni 2020, Nike mengumumkan peluncuran strategi Percepatan Konsumen Langsung untuk mempercepat penjualan langsung ke konsumen (DTC). Inisiatif mereka jelas berhasil. Pada tahun 2011, penjualan DTC menyumbang 16% dari pendapatan merek Nike (atau $2,9 miliar dari total pendapatan sebesar $18,1 miliar). Pada akhir tahun fiskal 2020, penjualan DTC telah tumbuh hingga 35% dari keseluruhan penjualan, atau $12,4 miliar.
Peningkatan penjualan DTC ini didorong oleh formula pertumbuhan baru Nike, yang berfokus pada pembangunan organisasi yang berpusat pada data yang dapat bersaing dengan raksasa e-niaga yang sudah ada seperti Amazon.
Bagaimana Nike Memanfaatkan Data untuk Memenangkan Persaingan?
1. Harta Karun Data Pelanggan
Nike berusaha menawarkan manfaat melalui beragam aplikasinya seperti dukungan penjualan, kegiatan atau event, program pelatihan, dan insentif loyalitas sehingga menjadi nilai tawar bagi pengguna untuk menggunakan aplikasi tersebut. Dengan aplikasi ini memungkinkan Nike untuk mengoptimalkan pengalaman konsumen berdasarkan harta karun berupa data pelanggan yang dihasilkan setiap menggunakan aplikasi tersebut dan tentunya sangat berharga.
Sebagai gambaran terdapat aplikasi Nike Fit yang dapat membuat gambar digital kaki pelanggan menggunakan kombinasi visi komputer, kecerdasan buatan, dan pembelajaran mesin – kemudian menggunakan gambar tersebut untuk membuat rekomendasi produk yang terinformasi kepada konsumen. Jangka panjang, kecerdasan pada kaki manusia ini juga membantu Nike menciptakan sepatu yang lebih baik!
Nike menggunakan data mereka untuk memberikan penawaran yang lebih bertarget kepada pelanggan, termasuk produk dan layanan. Melalui program hadiah Nike Plus, pelanggan dapat memperoleh akses ke ahli olahraga dan olahraga yang dipersonalisasi dengan keinginan pelanggan.
2. Analisis Prediktif
Nike mengakuisisi dua perusahaan analitik prediktif – Zodiac dan Celect – masing-masing pada 2018 dan 2019. Solusi ini membantu Nike mengolah data dari aplikasi mereka dan dari perangkat IoT seperti Fitbits dan menggunakan data tersebut untuk memahami kebiasaan pelanggan dan memprediksi perilaku pembelian. Misalnya, Nike sekarang memasukkan data pemasaran Zodiac ke dalam aplikasinya untuk menyajikan konten yang dipersonalisasi dan membuat rekomendasi produk.
Dengan menggunakan alat manajemen inventaris Celect, Nike kini dapat mengantisipasi permintaan konsumen dan menentukan produk apa yang harus mereka produksi dan di mana produk tersebut harus dijual. Pendekatan hyper-local Nike untuk manajemen inventaris memastikan pelanggan selalu dapat menemukan apa yang mereka butuhkan dan dapat membeli barang yang paling mereka minati.
3. Membuat Keputusan Berbasis Data di Tingkat Tertinggi
Sistem analitik data Nike terintegrasi penuh, sehingga pemimpin bisnis dapat menggunakan data prediktif – termasuk pola pembelian dan perilaku media sosial – untuk mengantisipasi kebutuhan pelanggan, menciptakan produk dan layanan yang lebih baik serta meningkatkan proses bisnis. Setiap anggota tim kepemimpinan senior Nike memiliki akses ke dasbor analitik yang dipersonalisasi dan alat visualisasi data yang disesuaikan untuk kebutuhan pengambilan keputusan mereka.
Keputusan yang didasarkan oleh data ini menghasilkan berbagai manfaat seperti yang sudah disinggung di awal pembahasan kita terkait peningkatan penjualan langsung ke konsumen (direct-to-consumer). Tentunya kehebatan ini bukanlah proses semalam di tengah startup baru yang terus memasuki industri pakaian jadi. Nike telah berhasil mempertahankan status mega-raksasanya dengan berinvestasi besar-besaran di Big Data dan AI untuk lebih memahami perjalanan pelanggannya dan memanfaatkan aliran pendapatan direct-to-consumer (DTC).
Keuntungan dan Tantangan untuk Nike
Nike saat ini memiliki keuntungan luar biasa untuk mempertahankan posisi sebagai salah satu perusahaan alas kaki dan pakaian terkemuka di tengah persaingan yang semakin meningkat. Peluang itu adalah adanya pengalaman sejak lama terkait analitik data prediktif, Nike dapat memanfaatkan data global untuk memprediksi permintaan konsumen lokal, menciptakan saluran data yang akan sulit ditembus oleh pendatang baru.
Namun demikian, tetap saja terdapat tantangan utama bagi Nike, yaitu kecepatan mengumpulkan data dan kemudian menganalisisnya untuk wawasan (insight) pelanggan yang berharga dalam menghasilkan keputusan tepat. Beberapa pesaing juga mulai memperhatikan pengumpulan data pelanggan, misalnya, perusahaan Under Armour membeli MyFitnessPal dan bekerja sama dengan IBM Watson untuk pengumpulan data dan analitik.
Oleh karena itu, untuk mempertahankan keunggulan kompetitifnya dengan data, Nike membutuhkan peningkatan volume data dan pengolahan yang relevan. Meskipun telah mengakuisisi perusahaan rintisan teknologi yang hebat untuk analitik, penting untuk dipikirkan tentang mengakuisisi perusahaan rintisan di bisnis yang berdekatan agar meningkatkan value bagi Nike. Beberapa ide dapat berupa aplikasi kebugaran dan perusahaan perencanaan perjalanan karena penjualan produk Nike dapat terkait erat dengan profil kebugaran orang dan kegiatan perjalanan mereka.
Kesimpulan
Kita telah mengenal banyak hal terkait Nike yang berhasil memanfaatkan data untuk menjadi raksasa bisnis. Melalui data dan pemanfaatannya dengan Artificial Intelligence dan Analitik Prediktif, Nike berhasil meningkatkan performa bisnisnya seperti pada penjualan direct-to-consumer.
Nike berhasil merajai bisnisnya ditengah persaingan yang ada sebab melalui data dan analitiknya dapat menghasilkan keputusan marketing yang dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan konsumen. Memang saat ini Nike memiliki keuntungan untuk memenangkan konsumen sebab memiliki pengalaman sejak lama terkait analitik data prediktif sehingga sulit ditandingin oleh perusahaan lain.
Meskipun demikian, tetap saja terdapat tantangan pula bagi perusahaan Nike dalam rangka mempertahankan posisi bisnisnya sebab banyak muncul persaingan baru dan mulai mengikuti mereka seperti perusahaan Under Armour yang membeli MyFitnessPal dan bekerja sama dengan IBM Watson untuk dapat lebih memahami konsumen.Data dan pemanfaatannya telah disadari perusahaan besar di berbagai industri dalam rangka memberikan insight terbaik dalam mendukung pembuatan keputusan atau strategi perusahaan.
Seperti pada artikel ini perusahaan Nike yang berhasilkan memperoleh manfaat dari data, yaitu lebih bisa memahami konsumen sehingga meningkatkan penjualan mereka. Tentunya data dan pemanfaatannya dapat pula memberikan benefit bagi perusahaan atau pekerjaan Anda.
Jika Anda tertarik mempelajari Data dan pemanfaatannya lebih lanjut hingga berkarir di dunia data menjadi seorang Data Scientist handal, Anda dapat mengikuti Bootcamp Algoritma DataScience yang memiliki serangkaian program yang dapat membantu Anda menguasai dunia data di industri yang Anda minati. Yuk, bergabung bersama Algoritma sekarang!