Pahami Ancaman Pemanasan Global dengan Data

Pemanasan dan perubahan iklim menjadi isu serius bagi masyarakat global. Dampak yang mengintai begitu luas dan beragam di setiap wilayah

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Fenomena perubahan iklim semakin mencuat dan menjadi topik perbincangan krusial bagi seluruh masyarakat dunia, setidaknya dalam 15 tahun terakhir. Kekhawatiran yang timbul di masyarakat global ini mengarah pada ancaman perubahan iklim jangka panjang, pemanasan global ekstrem, dan yang lebih jauh akan berimbas pada timbulnya masalah-masalah dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan primer, dan banyak masalah turunan lainnya.

Diperkirakan, rata-rata suhu global akan meningkat 3-3,5 derajat celcius pada akhir abad ini jika tidak ada usaha menurunkan emisi. Maka dari itu, para pemangku otoritas di mayoritas belahan dunia pun saat ini tengah berupaya komitmen untuk setidaknya bersama-sama memperlambat laju perubahan iklim global yang jika dibiarkan begitu saja tentu akan menghasilkan dampak yang cukup berbahaya.

Data-data terkait perubahan iklim pun menjadi begitu penting sebab dalam menyusun sebuah strategi kebijakan bagi pemerintah hingga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), diperlukan sebuah dasar empiris sebagai gambaran umum dari kondisi terkini yang dihadapi.

Perubahan Suhu Global

Data tersebut menunjukkan pergerakan perubahan rata-rata suhu global tiap tahunnya mulai dari tahun 1960 sampai 2019. Dari data dapat dilihat perubahan suhu rata-rata sebelum tahun 1980 masih menunjukkan pergerakan yang cenderung stabil. Sementara, tren lonjakan rata-rata suhu global dapat dilihat mulai terjadi pada tahun 1986 dan trennya terus menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan hingga saat ini. Khususnya, dalam 10 tahun terakhir di mana peningkatan yang tertinggi juga tercatat pada tahun 2015.

Fakta-fakta lainnya terkait perubahan iklim salah satunya termuat dalam laporan Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), organisasi antarpemerintah ilmiah di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan fokus studi perubahan iklim.

Melalui laporan yang diterbitkan IPCC 2021 lalu disebutkan bahwa suhu permukaan global dalam periode 50 tahun terakhir telah meningkat lebih cepat ketimbang periode 50 tahunan lain, selama 2.000 tahun terakhir. Melansir BBC Indonesia, dari laporan tersebut juga dibeberkan fakta-fakta sebagai berikut antara lain:

  • Suhu permukaan global 1,09 derajat celcius lebih tinggi dalam 10 tahun terakhir, antara 2011-2020 dibandingkan pada periode 1850-1900.
  • 5 tahun terakhir adalah suhu terpanas dalam sejarah sejak 1850.
  • Pemanasan ekstrem termasuk gelombang panas "hampir pasti" menjadi semakin sering terjadi dan semakin intens sejak 1950-an, sementara peristiwa pendinginan semakin jarang.

Adapun skenario-skenario iklim global yang berpeluang akan dihadapi juga disebutkan dalam laporan tersebut, melansir BBC Indonesia:

  • Suhu global akan 1,5 derajat celcius lebih panas di atas level 1850-1900 pada 2040 dengan semua skenario emisi.
  • Akan ada peningkatan kejadian ekstrem berkaitan dengan iklim dengan skala "yang belum pernah terjadi sebelumnya" bahkan dengan kenaikan suhu sebesar 1,5C.
  • Kemungkinan besar akan ada peningkatan dalam peristiwa kebakaran di banyak wilayah.

Perubahan Suhu Wilayah/Negara

Visualisasi data di atas menunjukkan kondisi perubahan suhu rata-rata di tiap-tiap negara di dunia pada tahun 2020. Dapat dilihat tren perubahan suhu yang paling tinggi melanda negara-negara di kawasan Eropa, terlebih Eropa Timur dan Skandinavia, meliputi Rusia, Estonia, Belarusia, Latvia, dan Lithuania yang berada di urutan 5 teratas.

Kajian sains kelompok World Weather Attribution (WWA) yang meneliti gelombang panas di Eropa menyimpulkan bahwa suhu tinggi di kawasan tersebut sangat mungkin disebabkan oleh kegiatan manusia yang berkontribusi pada perubahan iklim, dilansir BBC Indonesia.

Fenomena perubahan suhu yang cukup ekstrem terjadi di wilayah tersebut ditengarai merupakan dampak langsung dari aktivitas pemanfaatan sumber daya alam yang tidak berkelanjutan, volume limbah tinggi dari pertambangan dan industri berat, penyimpanan limbah radioaktif, hingga konsekuensi jangka panjang dari bencana nuklir Chernobyl juga turut berpengaruh.

Sementara itu, Nepal menjadi satu-satunya wilayah/negara di belahan bumi pada tahun 2020 yang mengalami penurunan suhu rata-rata meskipun tidak terlalu signifikan, yakni berada di angka -0,02 derajat celcius. Hal ini kemungkinan merupakan imbas dari penerapan kebijakan karantina ketat merespons pandemi yang merebak di tahun 2020. Dalam masa karantina selama 3 bulan penuh, mobilitas transportasi baik umum maupun pribadi sangat dibatasi, begitu pun dengan aktivitas industri dan pariwisata, hal ini secara langsung berpengaruh juga pada level emisi karbon hingga suhu permukaan di wilayah tersebut.

Perubahan Suhu di Indonesia

Hampir sama polanya seperti perubahan rata-rata suhu global, di Indonesia pun angka perubahan suhu masih cenderung stabil sebelum tahun 1980-an, namun mulai menunjukkan tren peningkatan pada tahun 1985 dan terus meningkat pesat hingga saat ini.

Peningkatan suhu rata-rata paling tinggi di Indonesia tercatat terjadi pada tahun 2016, yakni sebesar 1,46 derajat celcius. Sementara penurunan suhu rata-rata paling tinggi dilihat dari data tersebut tercatat pada tahun 1965, yakni -0,24 derajat celcius.

Berdasarkan analisis data pengukuran suhu permukaan dari 92 Stasiun BMKG dalam 40 tahun terakhir, dilansir Media Indonesia, secara umum tren kenaikan suhu permukaan lebih nyata terjadi di wilayah Indonesia bagian barat dan tengah. Menurut data tersebut, Pulau Sumatera bagian timur, Pulau Jawa, Kalimantan dan Sulawesi bagian utara mengalami tren kenaikan suhu lebih dari 0.3 derajat celcius per dekade.

Kesimpulan

Ancaman pemanasan global dan perubahan iklim ekstrem kini menjadi suatu hal yang benar-benar ada di depan mata. Tak bisa dipungkiri, seberapa keras pun usaha yang dilakukan, hal itu tidak dapat lagi dicegah melainkan hanya bisa ditunda dan diminimalisasi dampaknya.

Analisis data terkait fenomena ini menjadi hal yang sangat krusial. Bagaimana suatu proses analisis data yang tepat dapat menghasilkan suatu kajian hingga langkah/strategi yang bijak dalam merespons sebuah fenomena global.

Kemampuan analisis data yang mumpuni sangat diperlukan dalam setiap proses pengambilan keputusan. Algoritma Data Science School menyediakan kelas data science dengan berbagai spesialisasi dan tentunya dapat meningkatkan kemampuan analisis data Anda. Segera daftar dan ikuti kelasnya!

Referensi:

  • bbc - Perubahan iklim: Suhu terpanas dalam sejarah
  • kaggle - Temperature change

Get Free Learning Resources

* indicates required
Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School