Pengaruh Revolusi Industri 4.0 terhadap Data Science

Bagaimana pengaruh revolusi industri 4.0 terhadap data science? Benarkah era industri baru ini menekankan pada pengolahan dan pemanfaatan data?

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Istilah revolusi industri 4.0 mengacu pada revolusi industri yang mengubah bagaimana perusahaan memproduksi, meningkatkan, dan mendistribusikan produk mereka. Secara spesifik, revolusi ini memanfaatkan integrasi teknologi baru seperti IoT (Internet of Things), big data, komputasi awan, kecerdasan buatan (AI), dan machine learning untuk kemudian mewujudkan otomatisasi produksi. Sama seperti revolusi industri terdahulu yang menghasilkan pabrik dan tenaga penggerak, revolusi industri 4.0 pun melahirkan pabrik masa depan, yaitu smart factory yang lebih efisien.

Lantas, adakah pengaruh revolusi industri ini terhadap bidang data science? Jika iya, apakah dampak yang ditimbulkan?

Apa Itu Revolusi Industri 4.0?

Istilah revolusi industri 4.0 pertama kali diperkenalkan oleh tim ilmuwan pemerintah Jerman yang mengembangkan penerapan strategi teknologi canggih. Kemudian, istilah tersebut menjadi semakin populer setelah digunakan oleh Klaus Schwab, ketua eksekutif World Economic Forum (WEF).

Menurut Schwab, era industri 4.0 ditandai dengan penggabungan software, hardware, dan aspek biologi yang semakin marak (menghasilkan sistem siber-fisik), serta menekankan kemajuan dalam komunikasi dan konektivitas. Di era baru ini, akan semakin banyak bermunculan teknologi dalam bidang robotika, AI, nanoteknologi, komputasi kuantum, IoT, teknologi nirkabel generasi kelima, cetak 3D, hingga kendaraan yang sepenuhnya tanpa awak.

Jika disimpulkan, berarti revolusi industri 4.0 memanfaatkan teknologi terkini untuk bisa meminimalisir penggunaan tenaga manusia, menekan biaya, sambil terus mengembangkan inovasi dalam berbagai bidang.

Sejarah Revolusi Industri

Sebelum mencapai versi 4.0 terkini, revolusi industri sendiri telah mengalami berbagai perkembangan. Berikut sejarah singkatnya yang  menarik untuk disimak.

1. Revolusi Industri 1.0

Revolusi industri 1.0 ditandai dengan transisi dari metode produksi tangan ke mesin melalui penggunaan tenaga uap dan air. Penerapan teknologi baru membutuhkan waktu yang lama, mulai dari tahun 1760 hingga 1820 (Eropa) atau 1840 (Amerika Serikat). Dampak terbesarnya terlihat pada manufaktur tekstil, industri besi, pertanian, dan pertambangan. Secara sosial, revolusi pertama juga menimbulkan jurang pemisah yang begitu lebar antar-kelas.

2. Revolusi Industri 2.0

Revolusi industri 2.0 dikenal sebagai Revolusi Teknologi yang terjadi pada tahun 1871-1914 dan ditandai dengan pemasangan jaringan kereta api dan telegraf yang luas, sehingga memungkinkan perpindahan yang lebih cepat. Selain itu, terjadi peningkatan penggunaan listrik yang memungkinkan pabrik mengembangkan sistem produksi modern. Namun, periode ini menimbulkan lonjakan pengangguran karena banyak pekerja tergantikan mesin.

3. Revolusi Industri 3.0

Dikenal sebagai Revolusi Digital, revolusi industri 3.0 terjadi pada akhir abad ke-20. Salah satu tandanya adalah produksi komputer Z1, yang menggunakan bilangan biner dan logika Boolean. Satu dekade kemudian, terjadi perkembangan digital yang lebih maju. Perkembangan signifikan berikutnya berupa superkomputer serta komunikasi yang ekstensif dalam proses produksi.

Setelah itu, dunia mulai bergerak menuju revolusi 4.0. Penanda paling utama dari era baru ini adalah tren otomatisasi serta terjadinya pertukaran data dalam teknologi dan proses manufaktur.

Faktor yang Memengaruhi Revolusi Industri 4.0

Revolusi industri 4.0 bukanlah suatu hal yang terjadi begitu saja. Ada beberapa faktor yang mendorong industri untuk bergerak ke era baru, di antaranya:

1. Internet of Things (IoT)

Evolusi IoT begitu pesat akhir-akhir ini. Internet kini telah terintegrasi dengan berbagai teknologi seperti machine learning dan koneksi nirkabel. Bisa dibilang, IoT merupakan faktor pemicu utama terjadinya era industri 4.0. Hampir setiap perangkat kini telah dibekali dengan sensor yang terhubung dengan jaringan dan dapat mengumpulkan data secara real-time untuk mengoptimalkan proses manufaktur.

2. Big Data dan Cloud Computing

Dengan analisis tingkat lanjut, big data dapat diolah menjadi informasi berharga untuk mencapai berbagai tujuan bisnis. Kini, perusahaan memiliki cara yang jauh lebih efisien dalam menganalisis dan mencari nilai sebenarnya dari big data. Hal ini berkat dukungan cloud computing yang menawarkan cara fleksibel dalam menjalankan operasional bisnis, seperti remote working.

3. Kecerdasan buatan (AI)

Mesin pintar seperti asisten virtual sedikit-banyak telah mengubah proses manufaktur. Dengan kemajuan dalam bidang AI, kini industri yang sebelumnya tidak memanfaatkan teknologi informasi pun mulai terpengaruh. Sebab, mesin pintar dianggap dapat memberikan keamanan sekaligus efisiensi (baik dalam hal biaya, waktu, maupun tenaga).

Kesimpulan

Dari sini, bisa diketahui bahwa revolusi industri 4.0 tidak hanya tentang otomatisasi, tapi juga pemanfaatan dan pengolahan data. Bahkan bisa dibilang, data adalah sumber daya paling berharga yang ada saat ini. Data science akan menjadi “alat” yang andal untuk mengoptimalkan data yang ada dari berbagai sumber.

Persiapkan diri Anda sebaik mungkin dalam menghadapi era industri 4.0 dengan mempelajari data science. Tidak ada kata terlambat untuk memulai dari sekarang. Algoritma Data Science School menyediakan kelas data science dengan berbagai tingkatan dan fokus yang bisa dipilih sesuai kebutuhan Anda. Selain itu, kami juga menyediakan pelatihan yang dikhususkan untuk kebutuhan perusahaan dan instansi. Untuk informasi selanjutnya mengenai pendaftaran, silakan klik di sini.

Referensi:

  • Towards Data Science - Industry 4.0: The Fourth Industrial Revolution is Now (diakses pada 30 Juni 2022)
  • KDnuggets - Inside Industry 4.0: What’s Driving The Fourth Industrial Revolution? (diakses pada 30 Juni 2022)
  • KFactory - Short history of manufacturing: from Industry 1.0 to Industry 4.0 (diakses pada 30 Juni 2022)

Get Free Learning Resources

* indicates required
Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School