Internet of Things dan Smart City: Teknologi di Balik Kota Cerdas

Konsep Smart City melibatkan pengembangan kota dengan fokus pada penggunaan teknologi Internet of Things (IoT) untuk efisiensi dan kualitas layanan kota, serta meningkatkan kualitas hidup warga kota. Artikel ini menjelaskan tujuan-tujuan Smart City, dan masih banyak lagi!

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Perkembangan zaman yang begitu pesat mendorong kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, tidak terkecuali terkait pembangunan kota yang telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Dahulu pembangunan kota hanya terfokus membangun infrastruktur jembatan, jalan dan sebagainya, yang kemudian masa kini berkembang bukan hanya itu melainkan jaringan internet, perangkat lunak dan lain sebagainya. Kemajuan ini didorong oleh berbagai penemuan-penemuan baru tentang teknologi seperti internet, komputer, sensor, Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI) dan sebagainya.

Penemuan dan motivasi manusia untuk meningkatkan kualitas hidup-lah yang mendorong adanya upaya transformasi kota menjadi sebuah Smart City. Sebuah harapan menghasilkan kota yang sangat berkaitan erat dengan teknologi dan bagaimana aktivitas manusia menjadi lebih mudah serta lancar sehingga mendorong kemajuan peradaban manusia berbasis peningkatan kualitas hidup manusia.

Apa itu Smart City ?

Smart City terdiri dari 2 suku kata yaitu Smart artinya cerdas dan City artinya kota sehingga digabungkan menjadi kota cerdas. Sebuah kota dapat dikategorikan sebagai Smart City apabila kota tersebut dapat digunakan untuk mengoptimalkan fungsi kota dan mendorong pertumbuhan ekonomi sambil meningkatkan kualitas hidup warganya dengan memanfaatkan perkembangan teknologi cerdas seperti Internet of Things (IoT) dan analisis data.

Dengan demikian, Smart City merupakan sebuah konsep pengembangan kota yang berfokus pada penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk efisiensi dan kualitas layanan kota dalam rangka meningkatkan kualitas hidup warga kota.

Tujuan Smart City

Tujuan utama Smart City adalah untuk meningkatkan kualitas hidup warga kota dan efisiensi operasional kota secara keseluruhan dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Berikut beberapa tujuan khusus Smart City antara lain:

1. Tingkatkan efisiensi dan kualitas layanan kota

Melalui Smart City dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan kota seperti penentuan tata kelola transportasi publik, penerangan jalan, pengelolaan sampah, tata kelola air, dan sistem keamanan. Dengan menggunakan TIK, sistem-sistem ini dapat diintegrasikan menjadi lebih jelas dan tertib pengelolaannya. Contohnya dalam poin tata kelola transportasi publik, dengan mengetahui informasi bahwa di sebuah daerah sedang macet, kita dapat memperoleh notifikasi bahwa daerah tersebut macet dan akhirnya kita dapat memilih rute lain.

2. Tingkatkan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan

Smart City juga bertujuan untuk meningkatkan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kota. Dengan menyediakan akses yang lebih mudah dan transparan ke data dan informasi kota, warga dapat terlibat lebih aktif dalam pembuatan keputusan dan memberikan umpan balik (feedback) yang lebih baik kepada pemerintah.

3. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya kota

Dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi, Smart City bertujuan untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya kota, sehingga dapat mengurangi biaya operasional kota secara keseluruhan.

4. Tingkatkan keberlanjutan kota dengan mengurangi dampak lingkungan

Smart City juga bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan kota dengan mengurangi dampak lingkungan dan meningkatkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien. Contohnya seperti pengelolaan limbah yang lebih efektif dan efisien, penggunaan energi yang lebih hemat, dan transportasi yang lebih ramah lingkungan.

Dengan mencapai tujuan-tujuan tersebut, Smart City diharapkan dapat menciptakan kota yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih berkelanjutan bagi warga kota.

Teknologi yang Digunakan di Smart City – Internet of Things (IoT)

Smart City menggunakan kombinasi teknologi dari perangkat Internet of Things (IoT), perangkat lunak, user interfaces (UI), dan jaringan komunikasi. Namun, yang terutama adalah memanfaatkan IoT. Secara konsep IoT adalah jaringan perangkat yang terhubung seperti kendaraan, sensor, atau peralatan rumah tangga yang dapat berkomunikasi dan bertukar data.

Data yang dikumpulkan dan dikirimkan oleh perangkat IoT ini disimpan di cloud atau di server. Data ini nantinya digunakan untuk melakukan analitik, pengembangan Machine Learning, Artificial Intelligence (AI) dan berbagai pengolahan data lainnya sehingga berpotensi memberikan manfaat ekonomi dan meningkatkan kehidupan warga.

Selain itu, salah satu teknologi penting dalam Smart City berkaitan dengan keamanan. Sistem keamanan firewall juga diperlukan untuk perlindungan, pemantauan, dan kontrol lalu lintas jaringan dalam sistem komputasi. Firewall memastikan bahwa data yang terus-menerus dikirim dalam jaringan Smart City aman dengan mencegah akses tidak sah ke jaringan IoT atau data kota.

Contoh Smart City di Singapura

Beberapa negara di dunia telah memiliki Smart City, salah satu yang populer dan dekat dengan Indonesia adalah Singapura. Negara Singapura telah memanfaatkan sensor dan kamera yang terintegrasi dengan IoT untuk memantau kebersihan ruang publik, kepadatan kerumunan, dan pergerakan kendaraan yang terdaftar. Melalui teknologi pintarnya telah berhasil membantu perusahaan dan penduduk untuk memantau penggunaan energi, produksi limbah, dan penggunaan air secara real time. Selain itu, Singapura telah sangat erat dengan namanya kendaraan otonom, termasuk bus robot ukuran penuh, serta sistem pemantauan lansia untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan warga seniornya.

Tantangan Implementasi Smart City

Kita telah mengulas banyak hal terkait kehebatan Smart City, mungkin kita juga telah membayangkan sebuah kota yang luar biasa dimana kita dapat tinggal menjadi bagian kota tersebut. Namun demikian, terdapat sebuah proses untuk mengimplementasikan Smart City. Tentu saja proses ini memiliki berbagai tantangan terutama terkait dua hal ini, yaitu Infrastruktur dan Keterlibatan Masyarakat.

- Infrastruktur dalam menunjang konektivitas.

Pembangunan ribuan atau jutaan perangkat IoT yang tersebar di seluruh kota pastinya memerlukan biaya dan pengetahuan yang memadai. Selain itu, angkutan umum, manajemen lalu lintas, keselamatan publik, pengelolaan air dan limbah, pasokan listrik dan gas alam dapat menjadi tidak bisa diandalkan, terutama seiring bertambahnya usia dan pertumbuhan sistem yang semakin kompleks. Maka dari itu, sistem ini mesti terus dipelihara dan diuji untuk memastikan fungsinya tetap relevan, yang tentu saja memerlukan biaya yang tidak sedikit. Dengan demikian, keandalan yang tinggi merupakan keharusan dalam Smart City sebab semisal koneksi antar perangkat yang terhubung melalui internet (IoT) mati maka sama saja dengan seluruh kota akan mati.

- Keterlibatan masyarakat dalam hal membina kolaborasi antar sektor publik, swasta dan penduduk kota.

Hal tersebut merupakan kunci untuk menciptakan warga negara yang cerdas, terlibat dan diberdayakan dalam rangka berkontribusi positif bagi kota dan masyarakat. Proyek kota cerdas harus mencakup rencana untuk membuat data transparan dan tersedia bagi warga, misalnya melalui portal data terbuka atau aplikasi seluler. Hal ini memungkinkan warga untuk terlibat dengan data dan memahami untuk apa data itu digunakan. Berkaitan dengan membangun ketersediaan data bagi publik diperlukan sebuah proses pengumpulan data, yang mana hal ini sering menjadi masalah terutama terkait privasi dan keamanan data. Masyarakat khawatir bahwa pengelola kota belum dapat menjaga privasi dan keamanan data, mereka takut data yang diberikan berpotensi dilakukan peretasan atau penyalahgunaan. Selain itu, kehadiran sensor dan kamera dapat dianggap sebagai pelanggaran privasi atau pengawasan pemerintah. Untuk mengatasi hal ini, data Smart City yang dikumpulkan harus dianonimkan dan bukan informasi yang dapat diidentifikasi secara pribadi.

Dampak Implementasi Smart City - Dampak Positif dan Negatif

Implementasi Smart City memiliki dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, pemerintah dan masyarakat perlu mempertimbangkan dampak-dampak tersebut dan memastikan bahwa implementasi Smart City dilakukan dengan bertanggung jawab dan memperhatikan kepentingan seluruh warga kota.

Dampak Positif:

  1. Meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya: Implementasi smart city dapat membantu memantau dan mengatur penggunaan sumber daya seperti energi, air, dan transportasi. Hal ini dapat mengurangi penggunaan sumber daya yang berlebihan dan mengurangi biaya operasional.
  2. Meningkatkan kualitas hidup warga: Smart city dapat meningkatkan kualitas hidup warga dengan memberikan akses ke layanan publik yang lebih baik, termasuk transportasi, kesehatan, pendidikan, dan keamanan.
  3. Meningkatkan produktivitas ekonomi: Smart city dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dengan menciptakan lingkungan yang mendukung inovasi, teknologi, dan pengembangan bisnis.
  4. Meningkatkan partisipasi warga: Implementasi smart city dapat meningkatkan partisipasi warga dalam pengambilan keputusan dan pemerintahan, melalui platform partisipasi publik seperti aplikasi dan situs web.

Dampak Negatif:

  1. Privasi dan Keamanan siber: Smart city sangat identik dengan proses mengumpulkan data masyarakat melalui berbagai sensor dan perangkat. Hal ini sangat berpotensi melanggar privasi individu sehingga perlu diatur dengan hati-hati. Kemudian setelah data dikumpulkan untuk diproses dalam smart city, muncul potensi dampak baru, yaitu membuka celah untuk serangan siber dan kebocoran data pribadi.
  2. Ketergantungan pada teknologi: Smart City membutuhkan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih dan terus berkembang. Hal ini dapat membuat kota menjadi terlalu bergantung pada teknologi dan rentan terhadap gangguan teknis atau serangan siber.
  3. Ketimpangan sosial: Implementasi smart city dapat meningkatkan ketimpangan sosial jika hanya dinikmati oleh sebagian kecil warga, dan mengabaikan kebutuhan warga yang kurang mampu atau berkebutuhan khusus. Kita menyadari pembangunan Smart City membutuhkan dana yang cukup besar sehingga berpotensi anggaran negara terpusat di daerah tersebut sedangkan daerah lain relatif terhambat.
  4. Kita menyadari implementasi Smart City akan dominan memanfaatkan teknologi sehingga berpotensi meningkatkan pengangguran. Apabila pemerintah kurang memperhatikan kesiapan SDM dalam menggarap pembangunan Smart City maka kemungkinan besar akan melibatkan tenaga asing sehingga tidak menggunakan SDM dalam negeri alias memicu pengangguran meningkat.

Apakah Indonesia Berpeluang Menjadi Smart City?

Indonesia sendiri telah memiliki program Gerakan menuju 100 Smart City, sebuah program bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian PUPR, Bappenas dan Kantor Staf Kepresidenan. Gerakan tersebut bertujuan membimbing Kabupaten/Kota dalam menyusun Masterplan Smart City agar bisa lebih memaksimalkan pemanfaatan teknologi, baik dalam meningkatkan pelayanan masyarakat maupun mengakselerasikan potensi yang ada di masing-masing daerah. Lebih lanjut persoalan yang sering luput dari perhatian daerah, yaitu sisi fiskal tersebut yang harus dipertimbangkan matang-matang apakah dia berkelanjutan (sustainable) dalam menyokong kebutuhan anggaran dalam membangun smart city.

Selain itu, kita tidak boleh lupa bahwa Indonesia memiliki tingkat penetrasi smartphone dan internet yang tinggi sehingga relatif dapat berpeluang besar menjadi Smart City. Namun demikian, terdapat beberapa poin yang perlu diperhatikan untuk memastikan realisasi Smart City, yaitu memperbaiki infrastruktur teknologi seperti jaringan internet dan sistem transportasi yang terintegrasi, memperkuat regulasi terkait privasi dan keamanan data, serta memperhatikan kepentingan seluruh warga kota agar tidak terjadi kesenjangan digital.

Kesimpulan

Smart City merupakan konsep pembangunan kota dengan melibatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Smart City sendiri bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia melalui peningkatan efektivitas dan efisiensi aktivitas kota. Kita telah menyadari Smart City sangat berkaitan erat dengan teknologi dan yang utama adalah Internet of Things (IoT), yaitu perangkat yang dapat saling berkomunikasi dengan perangkat lainnya melalui internet.

Konsep Smart City telah berhasil diterapkan di negara Singapura dengan melibatkan berbagai teknologi dalam kegiatan masyarakat. Tentu saja, penerapan Smart City tidak mudah, terdapat beberapa tantangan seperti Infrastruktur dan Keterlibatan Masyarakat. Selain itu, Smart City memiliki berbagai dampak positif dan negatif yang perlu diperhatikan dengan matang sehingga dapat mengoptimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif.

Untuk kasus negara kita yaitu Indonesia, konsep Smart City masih berpotensi dikembangkan melalui program pemerintah dan kondisi masyarakat Indonesia yang dominan menggunakan internet, meskipun terdapat beberapa catatan terutama ketersedian pengetahuan, pendanaan dan sebagainya.

Kita telah banyak mengulas mengenai konsep Smart City yang berhasil menunjukkan kehebatannya melalui ketersedian data melalui IoT dan kemampuan mengolah data. Seorang yang memiliki kemampuan alur data dan pengolahannya akan sangat dibutuhkan dalam mengembangkan Smart City. Jika Anda tertarik mempelajari Data Science dan pemanfaatannya lebih lanjut hingga berkarir di dunia data menjadi seorang data scientist handal, Anda dapat mengikuti Bootcamp Algoritma Data Science yang memiliki serangkaian program yang dapat membantu Anda menguasai dunia data di industri yang Anda minati. Yuk, bergabung bersama Algoritma sekarang!

TONI ANDREAS SUSANTO


Jika Anda tertarik dengan artikel seputar Insight Data Science dan beragam topik menarik lainnya, jadilah orang pertama yang membacanya dengan melakukan subscribe blog dibawah ini!

Get Free Learning Resources

* indicates required


Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School