Bard: Chatbot AI Pesaing ChatGPT

ChatGPT telah populer di berbagai platfom, bagaimana ceritanya ketika perusahaan raksasa Google muncul sebagai pesaingnya dengan BARD? Simak ulasan selengkapnya di sini!

Bunga Dea Laraswati
Bunga Dea Laraswati

Table of Contents

Perkembangan Artificial Intelligence (AI) dalam bidang Natural Language Processing (NLP) telah mengalami kemajuan yang pesat. Sebelumnya, AI hanya terfokus pada pengolahan data angka, namun kini telah berkembang untuk mencoba memahami bahasa manusia. Seiring dengan perkembangannya, AI telah mampu memberikan kemampuan pada mesin untuk berkomunikasi dengan baik seperti manusia, baik dalam bentuk lisan maupun tulisan.

Penggunaan AI dalam NLP tidak hanya menarik perhatian para ahli teknologi, namun juga masyarakat luas yang terlihat dari antusias mereka dalam mencoba ChatGPT, sebuah platform yang menggunakan teknologi AI untuk berkomunikasi.

Kepopuleran ChatGPT telah menarik perhatian raksasa teknologi seperti Google. Mereka mulai tertarik untuk mengembangkan teknologi serupa dan bersaing dalam pasar teknologi AI. Hal ini menunjukkan betapa besar pengaruh dan potensi yang dimiliki oleh perkembangan AI dalam NLP. Dengan terus berkembangnya teknologi ini, diharapkan akan semakin banyak inovasi dan solusi yang dapat dihasilkan untuk mendukung berbagai aspek kehidupan manusia di masa depan.

Apa itu Bard ?

Bard adalah sebuah AI chatbot yang dikembangkan oleh Google dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan dan menemukan informasi dengan cara yang sama seperti ChatGPT. Namun, yang membedakan Bard dengan ChatGPT adalah basis data pengetahuannya yang sangat besar, yang berasal dari berbagai informasi di internet. Meskipun demikian, kekhawatiran muncul bahwa basis data tersebut juga dapat mencakup materi yang menyinggung dan disinformasi. Sundar Pichai, bos Google, menyatakan dalam blognya bahwa Bard bertujuan untuk menggabungkan luasnya pengetahuan dunia dengan kekuatan, kecerdasan, dan kreativitas model bahasa besar. Selain itu, ia juga ingin menekankan bahwa layanan AI Google harus berani dan bertanggung jawab.

Asal Usul Bard

Google telah memiliki sejarah yang panjang dalam menggunakan AI untuk menyempurnakan penelusuran bagi miliaran orang. Salah satu model Transformer pertama Google adalah BERT yang sangat revolusioner dalam memahami seluk-beluk bahasa manusia. Kemudian sekitar dua tahun yang lalu, Google memperkenalkan Multitask Unified Model (MUM), yang 1.000 kali lebih kuat daripada BERT dan memiliki pemahaman informasi tingkat lanjut dan multibahasa yang dapat memilih momen penting dalam video dan memberikan informasi penting dalam lebih banyak bahasa.

Selain itu, dua tahun lalu Google meluncurkan program yang memiliki kemampuan bahasa dan percakapan generasi mendatang yang didukung oleh Language Model for Dialogue Applications (atau disingkat LaMDA). Pada masa sekarang Google sedang mengerjakan layanan AI percakapan eksperimental yang didukung oleh LaMDA dengan nama Bard dan pada 6 Februari 2023 lalu mengambil langkah maju dengan membukanya untuk penguji terpercaya sebelum membuatnya tersedia lebih luas untuk umum. Pengumuman Google ini sejalan dengan spekulasi luas bahwa Microsoft akan membawa AI chatbot ChatGPT ke mesin pencari Bing, menyusul investasi multi-miliar dolar di perusahaan di belakangnya, OpenAI.

Rivalitas Bard Vs ChatGPT

Perusahaan rintisan Elon Musk dan kawan-kawan yang gesit berinovasi, OpenAI telah berhasil mencuri perhatian masyarakat luas. Dalam dua bulan pertama peluncurannya, ChatGPT mengumpulkan lebih dari 100 juta pengguna di seluruh dunia. Sejak dirilis, ChatGPT telah lulus beberapa ujian tingkat pascasarjana bergengsi di bidang hukum dan bisnis, bahkan sampai lulus Ujian Perizinan Medis Amerika Serikat (USMLE). Tentu saja kecemerlangan ini mengusik Google sebagai perusahaan besar yang telah terbukti menghasilkan berbagai AI melalui kolaborasi dengan DeepMind. Google baru-baru ini merilis iklan untuk Bard dan ternyata memiliki informasi salah yang datang langsung dari chatbot ketika dikoreksi oleh berbagai ahli, alhasil mengakibatkan hilangnya nilai pasar saham Google lebih dari $100 miliar.

Terlepas dari kumpulan teknologi OpenAI yang spektakuler, pilihan mereka untuk menawarkan sistem kepada massa melalui web telah membuka pintu ke babak baru mengenai pembuatan teks melalui otomatisasi. Buntutnya telah menjadi perdebatan yang monumental dan menggugah tentang konsekuensi ChatGPT di bidang-bidang seperti pendidikan, pekerjaan, dan, khususnya yang relevan dengan Google, evolusi pencarian online. Di sisi lain, Google hanya mengizinkan individu terpercaya untuk menguji Bard sebelum rilis publik penuh dalam waktu dekat. Banyak penggemar teknologi berbondong-bondong ke Reddit untuk melampiaskan kekesalan mereka sebagai akibat terbatasnya informasi yang diberikan terkait AI kontroversial dari Google tersebut.

BACA JUGA: LLaMA dari Meta Muncul Di Tengah Rivalitas ChatGPT dan Bard

Investasi Microsoft sebesar $1 miliar di ChatGPT menimbulkan spekulasi bahwa chatbot dapat diintegrasikan ke dalam mesin pencarian Bing, dan Bard diharapkan menjadi bagian dari mesin pencari asli Google. Detail menarik dari perkembangan yaitu segera setelah pembukaan LaMDA, mantan insinyur Google bernama Blake Lemoine menyampaikan kegemparan dengan menerbitkan dokumen di mana dia mengusulkan kemungkinan AI itu hidup. Di halaman Medium-nya, insinyur memposting transkrip panjang percakapannya dengan bot, di mana mereka membahas konsep perasaan. Selama obrolan, AI mengungkapkan ketakutannya untuk ditutup dan keinginan untuk pengakuan atas perasaannya dari pakar lain di lapangan. Ini menimbulkan pertanyaan; apakah kemungkinan perasaan bagian dari alasan di balik penundaan membiarkan Bard dapat diakses sepenuhnya oleh publik, atau apakah Google hanya tertinggal jauh?

Kesimpulan

Perkembangan Chatbot AI telah begitu pesat, mulai dari kepopuleran ChatGPT yang berpotensi di integrasikan dengan Bing, sebuah mesin pencari buatan Microsoft. Google sebagai raksasa teknologi yang senantiasa melakukan riset dan inovasi AI mulai terusik oleh kepopuleran ChatGPT dan akhirnya mengumumkan Bard untuk menjadi penantang ChatGPT. Sejatinya mereka berusaha bersaing untuk mengembangan sebuah AI yang dapat menjawab pertanyaan dan menemukan informasi relevan. Tentunya kehebatan ChatGPT dan Bard bersumber dari sebuah proses terutama terkait pelatihan model yang diiringi dengan data berkualitas.

Data memainkan peranan penting dalam menampilkan kehebatan AI, hal serupa dapat pula diterapkan dalam berbagai bidang termasuk bisnis. Jika Anda tertarik mempelajari Data Science dan pemanfaatannya lebih lanjut hingga berkarir di dunia data menjadi seorang data scientist handal, Anda dapat mengikuti Bootcamp Algoritma Data Science yang memiliki serangkaian program yang dapat membantu Anda menguasai dunia data di industri yang Anda minati. Yuk, bergabung bersama Algoritma sekarang!

TONI ANDREAS SUSANTO


Jika Anda tertarik dengan artikel seputar Insight Data Science dan beragam topik menarik lainnya, jadilah orang pertama yang membacanya dengan melakukan subscribe blog dibawah ini!

Get Free Learning Resources

* indicates required



Insights

Bunga Dea Laraswati

Sr. Writer Algoritma Data Science School